Menggugah Sadar Wisata Pelaku Usaha di #DanauToba

April 10, 2018
ilustrasi
INFO PARAPAT -- Presiden Joko Widodo sudah menjadikan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata nasional dari 10 destinasi wisata di Indonesia.

Tentunya hal itu menjadi suatu kebanggaan bagi masyarakat Sumatera Utara, termasuk warga Kabupaten Simalungun, karena akan memberikan banyak dampak bagi peningkatan perekonomian dan pembangunan daerah di sekitar Danau Toba. Janji nyata Presiden Joko Widodo untuk membangun banyak infrastruktur dalam rangka mendukung Danau Toba sebagai destinasi pariwisata nasional sudah dibuktikannya dengan direalisasikannya jalan tol Kualanamu-Tebing Tinggi. Lalu ditingkatkannya status Bandara Silangit menjadi bandara internasional.

Saat ini memang sudah terlihat arus kunjungan wisatawan yang meningkat ke kawasan Danau Toba, khususnya di Kabupaten Simalungun. Rata-rata kunjungan wisatawan saat hari libur nasional maupun akhir pekan antara 3.000-5.000 wisatawan per hari. Namun untuk mampu mewujudkan Danau Toba sebagai ”Monaco of Asia” tidak cukup hanya dengan pembangunan infrastruktur yang memadai, tapi juga kesadaran masyarakat untuk mendukungnya tidak kalah penting sehingga wisatawan bisa betah dan nyaman berkunjung.

Selama ini tidak bisa dimungkiri cukup banyak wisatawan yang datang ke sejumlah daerah tujuan wisata yang ada di kawasan Danau Toba, seperti Parapat di Kabupaten Simalungun kecewa dengan sikap yang kurang baik dari warga, seperti pedagang oleh-oleh dan rumah makan. Mereka memberikan kesan tidak baik kepada wisatawan sehingga enggan datang kembali. Kebanyakan masyarakat pelaku wisata di Parapat masih menganggap wisatawan membawa banyak uang dan tidak mungkin datang kembali sehingga jasa yang dibutuhkan harus dibayar mahal. Banyak masyarakat pelaku wisata mengedepankan memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya saat jasanya dibutuhkan.

Mereka tidak memikirkan wisatawan itu akan datang kembali suatu saat nanti dan bercerita bagaimana perlakuan yang diberikan masyarakat. Pemerhati pariwisata di Kabupaten Simalungun T Siallagan mengatakan, dengan sikap masyarakat tadi akan sulit membangkitkan wisata Parapat sebagai kota turis di kawasan Danau Toba. ”Parapat dan Danau Toba sebenarnya tidak kalah dengan Bali, saya yakin itu. Tapi masalahnya, masyarakat pelaku wisata di sekitarnya belum mampu menghormati dan memanjakan turis yang datang sehingga sulit membangkitkan wisata di sini (Parapat),” ujar Siallagan.

Dia mencontohkan,untuk menyewa tikar di pantai Parapat, seorang wisatawan harus mengeluarkan uang antara Rp30.000-50.000 saat hari libur. Padahal jika hari biasa harga sewa bisa hanya Rp20.000 karena pengunjung sepi. Belum lagi harga cenderamata atau oleh-oleh khas Parapat, seperti buah mangga Parapat yang dijual tidak sesuai dengan harapan wisatawan sehingga kerap membuat kesal wisatawan. ”Jika pelayanan pelaku wisata di Parapat buruk kepada wisatawan, itu akan menjadi cerita buruk mereka di tempat asalnya. Dampaknya membuat temantemannya akan enggan datang ke sini (Parapat),” ujarnya.

Di samping itu, kebebasan wisatawan untuk berekspresi dalam menikmati keindahan Danau Toba juga belum sepenuhnya dapat dimaklumi atau diterima masyarakat sekitar. Masyarakat masih memegang teguh adat, etika, dan akidah yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Menurut Siallagan, sadar wisata harus menjadi bagian kehidupan masyarakat pelaku wisata di Parapat dengan menjadikan wisatawan sebagai tamu kehormatan. Mereka harus disambut dengan ramah dan diberikan pelayanan yang terbaik. Dampaknya mereka betah berlibur dalam waktu yang lama.

Di sisi lain, Siallagan juga tetap mengharapkan optimalisasi promosi dan memperbanyak kalender wisata di kota turis Parapat oleh pemerintah daerah sehingga tetap ada event yang mampu menjadi suguhan menarik untuk dinikmati wisatawan. Kepala Dinas Pariwisata Pemkab Simalungun Pahala Sinaga mengatakan, untuk mendukung pengembangan pariwisata di kawasan Danau Toba, khususnya yang berada di wilayah Kabupaten Simalungun, tahun ini pemerintah daerah mengalokasikan anggaran sekitar Rp100 miliar untuk pembangunan jalan-jalan strategis menuju kawasan Danau Toba. (sumber)

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »