Telusuri Jejak Leluhur ke Pagaruyung, 7 Kerajaan Simalungun Ikut Festival Keraton Nusantara di Sumbar

November 29, 2018 Add Comment
ilustrasi
INFO PARAPAT -- "Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat mengambil pendapat Raja Dolog Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambah dengan literasi pusataha laklak Partikkian Bandar Hanopan menyebutkan leluhur Purba Tambak berasal dari Pagaruyung. Banyak hal tentang benang merah sejarah dan hubungan bilateral Simalungun dalam era nusantara yang belum kita gali dan buka, bisa menjadi pembelajaran bagi generasi," imbuhnya.

Tujuh kerajaan Simalungun ikut berpartisipasi dalam ajang Festival Keraton Nusantara XII di Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, 27-30 November 2018.

Ini merupakan ajang tahunan yang melibatkan 70 kerajaan se nusantara untuk menampilkan berbagai keragaman adat budaya kerajaan.

Berbagai kegiatan dirangkai dalam berbagai sajian menarik sehingga menjadi promosi budaya, seperti seminar budaya, kirab prajurit dan pawai budaya, pameran benda pusaka, pertunjukan tari kerajaan, perjalanan wisata hingga mengunjungi pusat kerajinan.

Kerajaan Simalungun sudah ikut ajang serupa tiga kali berturut yakni FKN XI Cirebon 2017, Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean Sumenep, Madura 2018, hingga FKN XII Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat bersamaan dengan event Pesona Minangkabau 28-2 Desember 2018.

Ke-7 Raja Simalungun  yang mengikuti FKN XII tersebut, yakni Raja Raya , Tuan Artalim Saragih Garingging, Raja Siantar Tuan Difi Sangnuan Damanik, SE, Raja Panei Tuan Jaulan Purba Dasuha , Raja  Dolog Silou Tuan Tanjargaim Purba Tambak, Raja Silimahuta Tuan SN Girsang, Raja Tanah Jawa Tuan Kasli Sinaga, Raja Purba Tuan Aminsyah Purba Pakpak

Jordi Purba, Ketua Panitia Promosi Budaya tujuh Kerajaan Simalungun (PB7KS) menyatakan, tahap berikutnya, tim PB7KS berupaya agar Kerajaan Simalungun resmi menjadi anggota FKN, hingga kemudian mendapat kesempatan menjadi tuan rumah festival Keraton Nusantara 2020.

"Selain hal tersebut, rangkaian agenda besar lainnya berupa upaya mendirikan rumah bolon tujuh kerajaan kembali," katanya.

Penasehat PB7KS, dr Sarmedi Purba menambahkan, dibutuhkan sosialiasi mengenai pembangunan istana raja Simalungun, khususnya manfaat sebagai promosi budaya sekaligus mendatangkan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata.

"Berbagai pengamat budaya, penulis dan aktivis lainnya harus dilibatkan untuk mengisi media, kemudian membuat perencanaan, pertemuan dan seminar hingga output terlihat dalam APBD Siantar dan Simalungun," tukas Sarmedi.

Koordinator Budaya PB7KS, Sultan Saragih yang sudah terlebih dahulu melakukan survei dan persiapan seminggu sebelumnya menjelang kehadiran tujuh kerajaan Simalungun pada acara tersebut menegaskan, diplomasi kebudayaan sangat penting sebagai bukti eksistensi kerajaan Simalungun masih ada dan benar telah mempertahankan dan melestarikan adat istiadat

Menurut dia, kemampuan hubungan bilateral antar wilayah kerajaan ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh leluhur Simalungun, salah satunya melalui penutup kepala adat Simalungun yang selama ini memakai gotong batik.

"Jika ditelusuri  lebih lanjut, kita dapat mengambil pendapat Raja Dolog Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambah dengan literasi pusataha laklak Partikkian Bandar Hanopan menyebutkan leluhur Purba Tambak berasal dari Pagaruyung. Banyak hal tentang benang merah sejarah dan hubungan bilateral Simalungun dalam era nusantara yang belum kita gali dan buka, bisa menjadi pembelajaran bagi generasi," imbuhnya.

Kolaborasi PB7KS, Patunggung Simalungun, Sanggar Budaya Rayantara kali ini dalam FKN XII menjadi cermin bahwa sinergi dan bersatu akan lebih banyak menghasilkan karya budaya daripada tercerai berai, saling memisah seperti yang terjadi dalam perjalanan sosial budaya masyarakat Simalungun baru-baru ini.

Festival Keraton Nusantara sendiri, selain sebagai media pelestarian tradisi dan budaya, memperkuat identitas budaya, juga menjadi aset pariwisata.

Terbukti dalam perhitungan kunjungan wisata setiap event ini mampu menyedot 10.000 pengunjung. Festival Keraton Nusantara berawal dari festival keraton se-Jawa yang diadakan di Solo pada tahun 1992. Kegiatan ini kemudian dikembangkan menjadi Festival Keraton Nusantara (FKN),  FKN I diselenggarakan tahun 1995 di Yogyakarta.  (sumber)