Tampilkan postingan dengan label wisata. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wisata. Tampilkan semua postingan

Festival Solu Bolon di FDT 2019

Desember 12, 2019 Add Comment
Dragonboti, itu kalau orang kita Batak sering ucapkan. Ialah Solu Bolon alat transportasi masyarakat Batak Toba yang sudah eksis sejak dulu khususnya bagi masyarakat yang tinggal di pinggir Danau Toba. Berbentuk perahu dengan ukuran cukup besar, Solu Bolon ini sering digunakan masyarakat sebagai alat transportasi hingga kegiatan ekonomi.
.
Menghidupkan kembali tradisi, Solu Bolon pun ikut diperlombakan di Festival Danau Toba (FDT) 2019 di Parapat yang diikuti oleh 9 tim dari yang berasal dari kabupaten se-kawasan Danau Toba. Kini, Solu Bolon sudah mulai dapat apengakuan. Dalam Lomba Solu Bolon di FDT 2019, langsung diatur oleh Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia.
.
Insya Allah, dengan FDT ini menjadi langkah kita kembali hidupkan dan rawat budaya tradisi kita agar tak lupa darimana kita berasal.
__
#musarajekshah #ijeck #ijeck09 #sumaterautara #sumut #sumutbermertabat #wakilgubernur #wakilgubernursumut #wagubsu #wagubsumut #membangundesamenatakota 
#YokKeSumut
#PesonaIndonesia #WonderfulIndonesia
#FestivalDanauToba #FestivalDanauToba2019
#LakeToba #DanauToba #ExcitingNorthSumatera #Indtravel #jalanjalan #travelgram #traveling #travelblog #keluarbentar

Sumber: https://www.facebook.com/434156423702715/posts/821792758272411/?substory_index=0

#MalindoAir dan #AirAsia Punya #DirectFlight ke #Silangit #JanganPanikDollarNaik #PersijaDay #JumatBerkah

September 07, 2018 Add Comment
ilustrasi
INFO PARAPAT -- Bandara Internasional Silangit, Siborong-Borong, sudah sangat representatif. Bandara ini siap menyambut direct flight internasional.

Semua aspek teknis dan non teknisnya sudah disiapkan luar biasa. Pengembangan dilakukan mengingat Bandara Silangit diproyeksikan memiliki kapasitas hingga 750 ribu orang per tahun.

Direct flight internasional pertama Bandara Silangit dilakukan maskapai Malindo Air, Jumat (17/8/2018) kemarin. Malindo ini menghubungkan Bandara Sultan Abdul Aziz Shah, Subang Malaysia, dengan Bandara Silangit.

Selain ini, Silangit juga siap menyambut kehadiran AirAsia. Maskapai ini akan menghubungkan Silangit dengan Bandara Internasional Kuala Lumpur 2, Malaysia. Flight ini mulai akan bergulir 28 Oktober 2018 mendatang.

Executive General Manager Bandara Internasional Silangit Eri Braliantoro mengatakan bahwa secara menyeluruh, Bandara Silangit sudah siap mendukung direct flight untuk Malindo. Silangit juga sudah siap menerima kehadiran AirAsia nanti.

"Kami tentu gembira karena bisa mendukung flight perdana Malindo secara lancar dan aman,” kata Eri Braliantoro, Sabtu (18/8/2018).

Menurutnya, persiapan matang sudah dilakukan otoritas Bandara Silangit. Sehari jelang kedatangan Malindo Air, otoritas Bandara melakukan simulasi kedatangan dan keberangkatan wisatawan internasional.

Berbagai piranti pendukung teknis maupun non teknis juga sudah diaktifkan. Hasilnya positif dan semua proses simulasi berjalan dengan lancar. (sumber)

Jasa Raharja Tanggung Pengobatan Korban Kapal Tenggelam di #DanauToba #SumutBerduka #Lebaran2018

Juni 20, 2018 Add Comment
INFO PARAPAT -- PT Jasa Raharja akan menjamin biaya perawatan korban KM Sinar Bangun yang mengalami luka luka. Selain itu, Jasa Raharja juga menyerahkan santunan meninggal dunia kepada ahli waris yang sah.

Direktur Utama Jasa Raharja Budi Rahardjo S melalui Kepala Cabang Jasa Raharja Sumatera Utara Ifryantono mengatakan pihaknya akan mendatangi tempat kejadian dan menerbitkan surat jaminan biaya perawatan bagi korban luka luka. Sebagaimana dikatakan dalam keterangan resminya, Selasa (19/6).

Hal ini sebagai wujud negara hadir bagi korban kecelakaan seluruh korban terjamin oleh UU No 33 tahun 1964. Terhadap korban meninggal dunia santunan sejumlah Rp 50 juta, sementara untuk korban luka-luka langsung diterbitkan jaminan biaya perawatan ke rumah sakit di mana korban dirawat.

Diketahui, KM Sinar Bangun yang membawa puluhan penumpang berangkat dari pelabuhan Simanindo Samosir menuju pelabuhan Tiga Ras Simalungun. Namun pada pukul 17.15 WIB kapal tenggelam di Danau Toba, diduga karena hantaman ombak besar sehingga penumpang kapal beserta muatannya ikut tenggelam.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan sekitar 37 korban tenggelam KM Sinar Bangun telah dievakuasi sejumlah kapal perahu di sekitar lokasi terdekat perairan Danau Toba Sumatera Utara.

Saat ini, Tim Basarnas langsung melakukan pertolongan dengan menggunakan KMP Sumut 1 dan 2, untuk mencari puluhan penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

"Petugas terus mencari hingga dapat penumpang yang belum ditemukan," katanya seperti dilansir dari Antara, Selasa (19/6).

Sebanyak 19 penumpang Kapal Motor Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba berhasil ditemukan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Utara Riyadil Akhir Lubis mengatakan, dari jumlah penumpang yang ditemukan itu, 18 orang ditemukan selamat, sedangkan seorang lainnya meninggal dunia.

Dia mengatakan KMP Sumut 2 berhasil menemukan tiga penumpang KM Sinar Bangun yang seluruhnya dalam kondisi selamat. Sedangkan KMP Sumut 1 menemukan dua penumpang.

"Satu selamat, satu lagi meninggal dunia berjenis kelamin perempuan," jelasnya.

Penumpang yang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat oleh Tim KMP Sumut 1 dan 2 dirawat di puskesmas di pinggiran Danau Toba yang masuk wilayah Kabupaten Simalungun. Sebanyak 14 penumpang KM Sinar Bangun lainnya ditemukan pengelola Kapal Kayu Cinta Damai, namun kondisinya belum dapat diketahui. (sumber)

Pengunjung Membludak, Kendaraan di Parapat Macet 20 Km

Juni 17, 2018 Add Comment
wisatawan (ilustrasi/sumber)
INFO PARAPAT -- Libur Lebaran hari kedua terjadi antrean panjang kendaraan di ruas jalan lintas Kabupaten Toba Samosir (Tobasa ) menuju Parapat, Sabtu (16/6/2018).

Antrean mobil berjejer ini diperkirakan sepanjang 20 kilometer menuju masuk kawasan wisata Parapat dan sebagian menuju Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.

Pantauan tribun-medan.com, mobil cukup padat di gapura masuk ke pelabuhan Ajibata.

Ada yang melanjutkan perjalanan menuju Kota Pematangsiantar dan juga berhenti sejenak di lokasi wisata Danau Toba.

Kemacetan ini terjadi mulai pukul 13.00WIB.

Selain volume kendaraan yang tinggi, kemacetan ini juga terjadi lantaran beberapa mobil memilih berbelok masuk ke SPBU.

Selain itu juga, parkir kendaraan yang terlalu banyak mengambil badan jalan salah satu menjadi penyebabnya.

Kasatlantas Polres Simalungun, AKP Hendri ND Barus mengungkapkan, volume kendaraan arus balik dari lokasi wisata mulai terjadi.

"Volume kedaraan untuk kembali ke Kota Medan memang sudah mulai terjadi. Kemacetan yang datang dari Tobasa mulai pulang ke Kota Medan. Tapi, kita sudah kerahkan anggota untuk mengingatkan pengendara agar tidak berhenti sembarangan,"ujarnya.

AKP Hendri mengatakan, polisi yang berjaga memiliki tugas mengingatkan pengendara untuk tidak berhenti sembarangan.

Menurutnya, kemacetan yang terjadi lantaran volume kendaraan yang tinggi dan parkir sembarangan.

"Kita sudah imbau kepada pengendara agar memarkirkan kendaraannya yang telah disediakan. Atau berhenti di Pos Pam untuk istirahat," ungkapnya.

Ia memastikan Besok Minggu (17/6/2018) merupakan puncak volume kendaraan dari Parapat menuju Kota Pematangsiantar dan ke Kota Medan.

"Besok mulai pukul 13.00WIB hingga 16.00WIB akan terjadi peningkatan volume kendaraan. Maka, kita akan melakukan rekayasa lalu-lintas. Kita akan utamakan pengendara yang menuju kota Siantar di jalan utama. Sementara, yang menuju Parapat kita buat jalur alternatif," ujarnya. (sumber)

Wisata Dolok Silau Simalungun

Mei 02, 2018 Add Comment
INFO PARAPAT -- Dolok Silau mempunyai destinasi wisata sejarah yang berharga di Simalungun dan di Indonesia.

Beberapa makam keluarga raja-raja Dolok Silau mempunyai nilai sejarah yang tinggi. (baca selanjutnya di sini)

Termasuk juga daerah Silau Kahean. Salah satu yang bernilai adalah Masjid Al Jihad yang merupakan wakaf dari keturunan Tuan Nagori Dolog bernama Djaberang Purba Tambak, sekira 1964.