Qamishli, Suriah – Suasana perayaan dan optimisme melanda wilayah-wilayah Kurdi di Suriah setelah tercapainya kesepakatan antara pasukan Kurdi dan pemerintah pusat. Kesepakatan ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh warga Kurdi, Arab, serta komunitas Kristen Suriah, menandai babak baru dalam hubungan antara Damaskus dan Qamishli.
Kesepakatan yang terdiri dari delapan poin ini membuka jalan bagi hubungan yang lebih erat, didasari oleh persatuan Suriah dan integrasi institusi-institusi negara. Baik institusi administratif, layanan publik, maupun keamanan dan militer akan kembali bersatu, mengakhiri perpecahan yang telah berlangsung lama.
Para aktivis, jurnalis, dan intelektual Kurdi menggambarkan kesepakatan ini sebagai "bersejarah," meyakini bahwa ini akan mengubah wajah Suriah pasca-kejatuhan rezim Bashar al-Assad. Kesepakatan ini juga dianggap sebagai landasan penting untuk mencapai kesepakatan politik yang lebih luas, mengingat ini adalah kesepakatan keamanan dan militer antara kekuatan bersenjata dan pemerintah Suriah.
Diharapkan, kesepakatan ini akan membuka pintu bagi partai-partai dan kekuatan politik Kurdi untuk berdialog dengan Damaskus, membahas isu-isu politik seperti komite perumusan konstitusi, penyusunan konstitusi itu sendiri, dan partisipasi dalam kehidupan politik negara.
Kegembiraan atas kesepakatan ini terlihat jelas di jalan-jalan Qamishli, Hasakah, Raqqa, dan wilayah timur Deir ez-Zor. Tembakan perayaan terdengar di mana-mana, menandakan harapan baru bagi masa depan yang lebih baik.
Meskipun sebagian poin dalam kesepakatan masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut, kesepakatan ini telah menghilangkan banyak kekhawatiran, terutama kekhawatiran akan terjadinya bentrokan militer antara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dan Kementerian Pertahanan Suriah.
Selain itu, kesepakatan ini memberikan harapan bagi warga yang mengungsi untuk dapat kembali ke kota dan desa mereka, seperti Tal Abyad, Ras al-Ain, dan Afrin, yang sebelumnya dikuasai oleh faksi-faksi yang terkait dengan Turki.
Sekitar setengah juta warga Kurdi, Arab, dan Kristen yang mengungsi kini memiliki harapan untuk kembali ke rumah mereka dengan perlindungan dari negara Suriah.
Kembalinya institusi-institusi pemerintah ke wilayah-wilayah ini setelah absennya yang panjang juga menjadi poin penting dalam kesepakatan ini. Warga akan kembali memiliki akses untuk mendapatkan identitas, paspor, pengesahan ijazah, serta mengurus masalah-masalah terkait properti dan catatan sipil.
Sebelumnya, warga di wilayah-wilayah ini mengalami kesulitan besar untuk bepergian ke Damaskus, Aleppo, atau Latakia. Hanya mahasiswa yang berani pergi dengan rasa takut akan wajib militer atau penangkapan oleh dinas keamanan. Akibatnya, pemerintah otonom Kurdi terpaksa membangun universitas dan institusi-institusi lain di wilayah mereka.
Mendapatkan paspor Suriah juga merupakan perjuangan berat, seringkali memerlukan waktu berbulan-bulan dan biaya yang besar. Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan kehidupan warga Kurdi di Suriah akan mengalami perubahan positif yang signifikan.
(Dibuat oleh AI)
EmoticonEmoticon