Tampilkan postingan dengan label simalungun. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label simalungun. Tampilkan semua postingan

Partuppuan Sinaga Dohot Boru Muslim (Parsidomu)

Juli 02, 2025 Add Comment
Persadaan Pomparan Toga Sinaga Dohot Boru (PPTSB) Cabang Partuppuan Sinaga Dohot Boru Muslim (Parsidomu) satukan berbagai budaya di Sumatera Utara. Hal itu disampaikan oleh Ketua Terpilih, M Ismail P Sinaga, saat pelantikan PPTSB Cabang Parsidomu di Aula Raja Inal Siregar, Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro Medan, Sumatera Utara, Sabtu (10/12/2022) kemarin.

"Terima kasih kepada pengurus PPTSB Pusat dan PPTSB Wilayah Sumu 1, di mana hari ini telah diresmikan PPTSB Cabang Parsidomu Wilayah Sumut 1," ungkap M Ismail P Sinaga, sebagai Ketua Terpilih periode 2022-2026. Ia menegaskan, bahwa dibentuknya wadah perkumpulan marga Sinaga merupakan sebagai wadah dalam menjalin tali silaturahmi.

Dikatakan Ismail yang juga Kepala Badan Pengelolaan  Keuangan dan Aset Daerah (Kaban PKAD) ini, bahwa Kita harus banyak berprestasi di lingkungan masyarakat dan ini tentu menjadi penerus cita-cita orang tua kita yaitu berbuat banyak untuk bangsa dan negara yaitu melalui kemajuan Sumatera Utara," tegasnya.

Dalam mewujudkan Bhinneka Tunggal Ika,  marga Sinaga khususnya di Wilayah Sumut 1, dikatakannya telah sudah lama eksis dengan berbagai tokoh-tokoh marga Sinaga. "Tokoh-tokoh marga Sinaga sudah banyak berperan untuk bagaimana mewujudkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Banyak juga orang-orang dalam perkumpulan di Sumatera Utara maupun tingkat nasional, seperti profesi aparatur negara maupun swasta. Mari kita satukan visi dan misi dalam membangun Sumatera Utara dari berbagai budaya melalui marga sinaga," katanya.

Pada kesempatan itu, sebagai Penasehat PPTSB Wilayah Sumut 1, Sulaiman Sinaga, menjelaskan bahwa perjalanan evolusi marga Sinaga telah melahirkan marga Sinaga dengan berbagai budaya, suku dan ras.

"Perlu kami sampaikan, opung kami sinaga dahulu itu satu. Di dalam perjalanan, bahwa Sinaga ini merantau atau menyebar di seluruh daerah, maka muncul lah Sinaga-sinaga dengan bermacam-macam Sinaga-sinaga yang melakukan berbeda-beda budaya. Pertama ada budaya Toba, ada budaya Simalungun, ada budaya Karo, budaya Dairi dan macam-macam budaya lainnya," jelasnya. Sulaiman Sinaga memaparkan, marga Sinaga memiliki keturunan dan lahir dari berbagai agama di antaranya dari Islam dan Kristen.

"Ada berbudaya adat Simalungun Toba dan mungkin ke depan ada juga yang beradat melayu. Inilah adalah bagian daripada evolusi," paparnya. Senada, ia juga berharap bahwa marga Sinaga ini dapat bersatu dalam wadah marga Sinaga dari berbagai budaya, suku dan ras, katanya.

Dalam pelantikan tersebut, Ketua PPTSB Pusat, Edison Sinaga, melalui Ketua Pengurus PPTSB Wilayah Sumut 1, Sairon Sinaga, secara simbolis, menyerahkan bendera petaka kepada Ketua terpilih PPTSB Cabang PARSIDOMU Wilayah Sumut 1, M Ismali P Sinaga. Pada Susunan kepengurusan periode 2022-2023, ditetapakan Harjoko Sinaga sebagai Seketaris dan Hasrul Sinaga sebagai Bendahara.

Sementara itu, Ketum Pujakesuma Bersatu H santoso mengapresiasi perkumpulan Marga Sinaga yang diketuai oleh M Ismail P Sinaga, dengan Perkumpulan itu tentunya bisa lebih muda berkolaborasi bersama  berbagai etnis khususnya di Sumatera Utara.

"Selamat dan sukses atas terpilihan Drs H M Ismail P Sinaga sebagai Ketua  Persadaan Pomparan Toga Sinaga Dohot Boru (PPTSB) Cabang Partuppuan Sinaga Dohot Boru Muslim (Parsidomu. Semoga bisa bersama-sama menjaga keutuhan melestarikan budaya khususnya di Sumatera Utara, "kata H Santoso Ketua Pujakesuma Bersatu yang juga anggota DPRD Sumatera Utara. didampingi Ketua Harian Rianto Ahgly SH.

Ditempat terpisah, H farianda Putra Sinik SE selaku Ketua DPW Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Sumut, menagatakan sosok Ismail Sinaga sangat tetap memimpin persatuan marga sinaga. Karena dengan terpilnya Ismail sebagai Ketua Persadaan Pomparan Toga Sinaga Dohot Boru (PPTSB) Cabang Partuppuan Sinaga Dohot Boru Muslim (Parsidomu) bisa memberi warga dalam menjaga dan melestarikan budaya di Sumatara Utara.

"Selamat dan sukses terpilih Ismail Sinaga sebagai Ketua Marga Sinaga. Dengan harapan bisa memajukan budaya dan melestarikan dan tetap menjaga kerukunan umat," kata Farianda yang juga ketua PWI ini.


Baca selanjutnya

Tuan Rondahaim Saragih Disepakati Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

Mei 27, 2020 Add Comment
MEDAN – Tuan Rondahaim Saragih diusulkan menjadi Pahlawan Nasional. Raja ke-14 dari Kerajaan Raya (Simalungun) ini dinilai telah berperan dalam memimpin dan melakukan perjuangan mempertahankan wilayah Indonesia dari penjajahan Belanda.

Usulan tersebut disepakati dalam Rapat Pembahasan Usulan Pemberian Gelar Pahlawan Nasional kepada Tuan Rondahaim Saragih di Ruang Rapat Kaharuddin Nasution lt 8, Kantor Gubernur Sumut Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 30 Medan, Rabu (27/5).

Rapat yang dipimpin Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) yang juga Ketua Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Sumut R Sabrina dihadiri oleh antara lain Kepala Dinas Sosial Sumut Rajali, Sejarawan USU Suprayitno, Sejarawan UNIMED Ichwan Azhari, perwakilan dari Dewan Harian Daerah (DHD) 45, LVRI, Polda, Kodam 1/BB dan tim pengusul dari FIB USU Medan.

“Pada prinsipnya tentu kita semua setuju Tuan Rondahaim Saragih diusulkan menjadi salah satu pahlawan nasional dari Sumut. Bahkan bila perlu lebih banyak lagi tokoh yang kita usulkan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional, karena hal ini akan menjadi kebanggaan bagi kita semua,” ujar Sabrina.

Namun menurut Sabrina, usulan tersebut harus dibuat dengan sebaik mungkin, sehingga benar-benar dapat memenuhi kriteria dan syarat yang telah ditetapkan untuk mendapatkan gelar pahlawan nasional. Apalagi mengingat ini merupakan usulan yang ketiga kalinya, harus dipersiapkan secara matang.

“Ini merupakan kesempatan terakhir, karena itu saya minta tim pengusul untuk menyempurnakan lagi usulan ini. Berbagai saran dan masukan dalam rapat ini harus diakomodir dalam usulan nantinya, terutama tentang syarat dan kriteria, harus dipastikan sudah sesuai dengan yang sudah ditetapkan,” ujar Sabrina.

Hal senada juga disampaikan Sejarawan USU Suprayitno. Menurutnya masih banyak yang harus disempurnakan dalam usulan yang akan disampaikan ke Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP), antara lain tentang bukti-bukti sejarah berupa arsip-arsip yang mendukung.

“Saya bangga dengan sosok Tuan Rondahaim Saragih. Namun tim pengusul harus bekerja lebih ekstra lagi untuk mengumpulkan bukti-bukti sejarah dan arsip yang mendukung, agar usulan kali ini dapat disetujui oleh TP2GP dan Tuan Rondahaim Saragih dapat ditetapkan menjadi salah satu Pahlawan Nasional asal Sumut,” ujar Suprayitno yang juga Anggota TP2GD Sumut.

Sejarawan UNIMED Ichwan Azhari sebagai Anggota TP2GD Sumut juga mengharapkan hal yang sama. Selain segera memperbaiki usulan, tim pengusul juga diharapkan mempersiapkan diri menerima kedatangan TP2GP ke Sumut.

“Tim harus dapat menjelaskan dan menjawab berbagai hal yang menjadi pertanyaan tim dari Jakarta serta menyiapkan berbagai bukti pendukung, sehingga mereka yakin dan Tuan Rondahaim Saragih dapat segera ditetapkan menjadi pahlawan nasional,” harap Ichwan.

Sementara itu, Anggota Tim Pengusul FIB USU Medan Hisarma Saragih menyampaikan akan segera memperbaiki usulan yang akan disampaikan ke TP2GP. “Secepatnya akan kami lengkapi lagi usulan ini, sesuai dengan saran dan masukan yang disampaikan dalam rapat ini,” katanya.

Sebelumnya dalam paparannya, Hisarma menyampaikan, Tuan Rondahaim Saragih Garingging atau Tuan Rondahaim merupakan sosok pejuang asal Kerajaan Raya, Simalungun, Sumatera Utara (dahulu Pantai Timur Sumatera). Masa perjuangannya terentang dari 1880 hingga 1891. Awal keterlibatannya dalam perang melawan kolonialisme Belanda, adalah ketika mengetahui pemerintah Belanda membuka perkebunan secara sepihak di wilayah yang dihuni orang Simalungun. Berbagai tindak kejahatan seperti pemerkosaan, perampokan dan penyiksaan diperoleh orang Simalungun.

Sepanjang tahun 1874 hingga 1878, Tuan Rondahaim sudah mulai mendengar kabar ini. Tuan Rondahaim telah mengetahui bahwa pasukan Belanda terdiri dari pasukan yang kuat dengan dukungan persenjataan modern. Untuk itu, terlebih dahulu, ia siapkan pasukannya untuk digembleng dalam pelatihan-pelatihan militer guna mempersiapkan diri menyongsong pertempuran.

“Ia mendatangkan guru-guru perang dari Tanah Gayo, Alasa dan Aceh ke Raya untuk mendidik pasukannya. Beberapa tokoh pejuang rakyat lain, seperti Tengku Muhammad dari Aceh dan Si Singamangaraja ke-XII dari Bakkara didatangkan ke Dalig Raya untuk membahas strategi perang semesta menghadapi Belanda. Ia juga membangun komunikasi dengan Kesultanan Lima Laras (Batubara) untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan,” papar Hisarma.

Tuan Rondahaim pun memimpin pasukan Panei, Siantar, Silou dan Padang melawan Belanda yang hendak menguasai wilayahnya. Membangun jejaring dengan Kerajaan Padang, Asahan, Batubara, Bajalinggei untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda yang telah menguasai pesisir Sumatera Timur.

“Ketatnya pertahanan yang digalang Tuan Rondahaim serta tangguhnya pasukan Raya, membuat Belanda memutuskan untuk mengundurkan diri dari usaha menundukkan raja-raja Simalungun. Tuan Rondahaim pun berhasil mengamankan wilayahnya sampai dengan akhir hayatnya. Pada tahun 1891, ia tutup usia dan dimakamkan di Raya,” jelasnya.

Melihat perjuangan Tuan Rondahaim yang mempunyai skala yang luas serta kesungguhan membela bangsanya, sepertinya patut dikenang dan diberi suatu apresiasi yang tinggi oleh pemerintah dan masyarakat negeri ini. “Gelar pahlawan nasional dari Pemerintah Republik Indonesia adalah sepantasnya bagi sosok yang memiliki jasa besar bagi masyarakatnya,” ucap Hisarma.


Catatan:

TUAN RONDAHAIM SARAGIH DIUSULKAN JADI PAHLAWAN NASIONAL

Menurut Ketua Majelis Zikir Siantar- Tuan Guru Simalungun Burhan Saragih SH, sepanjang masa pemerintahan Tuan Rondahaim, selalu mencurahkan pikirannya untuk membangun dan menegakkan kedaulatan rakyat Simalungun dari ancaman ekspansi kolonial Belanda.

http://simadanews.com/h-burhan-saragih-garingging-shib-hsgbp-dukung-tuan-rondahaim-dianugerahi-pahlawan-nasional/amp/

Penemuan #Alquran Kuno Perkuat #Argumen Keulamaan Warga #Simalungun yang Sudah Lama

September 20, 2019 Add Comment
ilustrasi
INFO PARAPAT -- Dikutip dari akun FB sejarawan Sumut, Ichwan Azhari.

DITEMUKAN DI SIMALUNGUN, MUSHAF AL QUR'AN KUNO DENGAN ILUMINASI BIRU YANG UNIK (Akan dipamerkan pada Peresmian Museum Al Quran Sumatera Utara, 22.9.2019)

Kami mendapatkan temuan besar di sebuah mesjid kecil, di satu kampung kecil di kabupaten yang relatif kecil pula : Desa Maligas, Simalungun. Temuan besar itu adalah mushaf Al Qur'an kuno dengan iluminasi biru yang belum pernah kami temukan. Apalagi di kabupaten yang selama ini bukan dianggap kabupaten yang memikiki jejak panjang sejarah Islam.

Sejarah Islam di Simalungun jarang ditulis, sumber sumber sejarahnya juga minim. Tapi saya pernah terkejut misionaris Kristen dari Jerman satu abad yang lalu pernah memotret ulama Islam Simalungun di Bandar. Foto itu saya temukan bulan Desember 2010 di Arsip Missionaris RMG di Wuppertal, Barmen - Jerman dengan judul Mohammedanischer Heiliger in Bandar (arsip 203-108). Foto ulama Simalungun itu pernah saya publikasi di harian Waspada Medan, dimuat juga di sebuah buku tentang sejarah Simalungun dan repro besar foto ini bersama seratusan foto dari Arsip Misionaris Jerman, dipajang di Digital Library Universitas Negeri Medan sampai sekarang.

Saya teringat foto itu saat kini Ustadz Candiki dan Ustadz Abdurrahman team ahli kami dari Museum Sejarah Al Qur'an Sumatera Utara, melaporkan pada saya temuan Mushaf dengan iluminasi biru di desa kecil dengan mesjid kecil itu tadi. Imajinasi saya mengarah ke gerak perjalanan Islam yang dinamis di Simalungun, mushaf Al Quran juga bergerak dari satu kawasan ke kawasan lain mengikut gerak ulama dan muridnya. Foto ulama di Bandar, Simalungun itu juga foto orang sedang berjalan, dinamis dan dia dengan muridnya bergaya saat ketika seorang pendeta misionaris Jerman meminta memotretnya. Selfie, gitulah kira kira.

Kembali ke temuan besar di kampung kecil ini.
Mushaf ini ditemukan dalam keadaan rusak alamiah, terlalu sering dipakai dan tempat penyimpanan yang tidak mendukung untuk naskah kuno. Tapi jumlah halaman yang terselamatkan lumayan banyak, 490 halaman.

Lihat: https://www.facebook.com/Dr.IchwanAzhari/posts/827719040959609

Mushaf tidak lengkap, bagian awal dan akhirnya hilang. Dalam studi awal yang dibuat ustadz Candiki, bagian awal mushaf hilang dari surat al-Fatihah sampai surat al-An'am ayat 42. Mushaf dimulai dari pertengahan Q.S. al-An'am : 42 sampai sebagian surat al-Ghasiyah. Mushaf memiliki illuminasi (hiasan mushaf) di bagian tengah, awal surat al-Kahfi. Illuminasi cukup indah dengan warna biru yang tersebar mendominasi hampir di seluruh hiasan di halaman mushaf. Warna biru ini termasuk warna yang jarang digunakan secara dominan dalam hiasan-hiasan mushaf di Nusantara. Kami telah mengirim foto iluminasi ini ke ahli manuskrip Al Qur'an di Museum Alquran Istiqlal Jakarta . Iluminasinya gaya floral dengan tumbuhan dan jalinan tali motif banji yang menjadi hiasan di sekeliling ayat-ayat Alquran. Illuminasi seperti ini umumnya terdapat dan berasal dari Jawa. Namun juga ditemukan beberapa naskah dengan motif ini di Sumatera seperti di Riau dan Aceh.

Akan panjang diskusi tentang manuskrip ini, yang akan dipamerkan dapat dikunjungi siapa saja dalam acara Peresmian Museum Sejarah Alquran Sumatera Utara pada 22 September 2019. (Ichwan Azhari)

Telusuri Jejak Leluhur ke Pagaruyung, 7 Kerajaan Simalungun Ikut Festival Keraton Nusantara di Sumbar

November 29, 2018 Add Comment
ilustrasi
INFO PARAPAT -- "Jika ditelusuri lebih lanjut, kita dapat mengambil pendapat Raja Dolog Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambah dengan literasi pusataha laklak Partikkian Bandar Hanopan menyebutkan leluhur Purba Tambak berasal dari Pagaruyung. Banyak hal tentang benang merah sejarah dan hubungan bilateral Simalungun dalam era nusantara yang belum kita gali dan buka, bisa menjadi pembelajaran bagi generasi," imbuhnya.

Tujuh kerajaan Simalungun ikut berpartisipasi dalam ajang Festival Keraton Nusantara XII di Batu Sangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, 27-30 November 2018.

Ini merupakan ajang tahunan yang melibatkan 70 kerajaan se nusantara untuk menampilkan berbagai keragaman adat budaya kerajaan.

Berbagai kegiatan dirangkai dalam berbagai sajian menarik sehingga menjadi promosi budaya, seperti seminar budaya, kirab prajurit dan pawai budaya, pameran benda pusaka, pertunjukan tari kerajaan, perjalanan wisata hingga mengunjungi pusat kerajinan.

Kerajaan Simalungun sudah ikut ajang serupa tiga kali berturut yakni FKN XI Cirebon 2017, Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean Sumenep, Madura 2018, hingga FKN XII Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat bersamaan dengan event Pesona Minangkabau 28-2 Desember 2018.

Ke-7 Raja Simalungun  yang mengikuti FKN XII tersebut, yakni Raja Raya , Tuan Artalim Saragih Garingging, Raja Siantar Tuan Difi Sangnuan Damanik, SE, Raja Panei Tuan Jaulan Purba Dasuha , Raja  Dolog Silou Tuan Tanjargaim Purba Tambak, Raja Silimahuta Tuan SN Girsang, Raja Tanah Jawa Tuan Kasli Sinaga, Raja Purba Tuan Aminsyah Purba Pakpak

Jordi Purba, Ketua Panitia Promosi Budaya tujuh Kerajaan Simalungun (PB7KS) menyatakan, tahap berikutnya, tim PB7KS berupaya agar Kerajaan Simalungun resmi menjadi anggota FKN, hingga kemudian mendapat kesempatan menjadi tuan rumah festival Keraton Nusantara 2020.

"Selain hal tersebut, rangkaian agenda besar lainnya berupa upaya mendirikan rumah bolon tujuh kerajaan kembali," katanya.

Penasehat PB7KS, dr Sarmedi Purba menambahkan, dibutuhkan sosialiasi mengenai pembangunan istana raja Simalungun, khususnya manfaat sebagai promosi budaya sekaligus mendatangkan kesejahteraan masyarakat melalui pariwisata.

"Berbagai pengamat budaya, penulis dan aktivis lainnya harus dilibatkan untuk mengisi media, kemudian membuat perencanaan, pertemuan dan seminar hingga output terlihat dalam APBD Siantar dan Simalungun," tukas Sarmedi.

Koordinator Budaya PB7KS, Sultan Saragih yang sudah terlebih dahulu melakukan survei dan persiapan seminggu sebelumnya menjelang kehadiran tujuh kerajaan Simalungun pada acara tersebut menegaskan, diplomasi kebudayaan sangat penting sebagai bukti eksistensi kerajaan Simalungun masih ada dan benar telah mempertahankan dan melestarikan adat istiadat

Menurut dia, kemampuan hubungan bilateral antar wilayah kerajaan ini sebenarnya sudah lama dilakukan oleh leluhur Simalungun, salah satunya melalui penutup kepala adat Simalungun yang selama ini memakai gotong batik.

"Jika ditelusuri  lebih lanjut, kita dapat mengambil pendapat Raja Dolog Silou, Tuan Bandaralam Purba Tambah dengan literasi pusataha laklak Partikkian Bandar Hanopan menyebutkan leluhur Purba Tambak berasal dari Pagaruyung. Banyak hal tentang benang merah sejarah dan hubungan bilateral Simalungun dalam era nusantara yang belum kita gali dan buka, bisa menjadi pembelajaran bagi generasi," imbuhnya.

Kolaborasi PB7KS, Patunggung Simalungun, Sanggar Budaya Rayantara kali ini dalam FKN XII menjadi cermin bahwa sinergi dan bersatu akan lebih banyak menghasilkan karya budaya daripada tercerai berai, saling memisah seperti yang terjadi dalam perjalanan sosial budaya masyarakat Simalungun baru-baru ini.

Festival Keraton Nusantara sendiri, selain sebagai media pelestarian tradisi dan budaya, memperkuat identitas budaya, juga menjadi aset pariwisata.

Terbukti dalam perhitungan kunjungan wisata setiap event ini mampu menyedot 10.000 pengunjung. Festival Keraton Nusantara berawal dari festival keraton se-Jawa yang diadakan di Solo pada tahun 1992. Kegiatan ini kemudian dikembangkan menjadi Festival Keraton Nusantara (FKN),  FKN I diselenggarakan tahun 1995 di Yogyakarta.  (sumber)

Ulama Pematangsiantar Musyawarah, Pilih Ketua MUI Siantar 2017-2022

Februari 13, 2018 Add Comment
foto: metrosiantar.com
H M Ali Lubis kembali dipercaya secara aklamasi menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Pematangsiantar periode 2017-2022. Pemilihan dilakukan lewat Musyawarah Daerah (Musda) VI di gedung MUI Kota Siantar, Minggu (11/2) dengan mengusung tema; Revitalisasi peran ulama dalam menguatkan integritas umat Kota Pematangsiantar.

Pada acara pembukaan itu, Ketua MUI Kota Siantar periode 2012-2017, H M Ali Lubis mengatakan bahwa Musda pada dasarnya untuk mengevaluasi kinerja lima tahun sebelumnya dan menyusun program lima tahun ke depan. Kemudian, menentukan ketua serta kepengurusan.

Dijelaskan, MUI adalah lembaga keagamaan dan pengabdian dan sangat menyesal seseorang bergabung dengan MUI kalau tujuannya lain. Sementara, MUI selalu bersatu untuk mendukung umaro atau pemimpin (pemerintah) selagi masih memerhatikan kemaslahatan umat.

“Ulama ibarat lampu penerangan di jalanan. Maka yang ikut MUI harus mau menyampaikan kebenaran kepada umat agar tidak sesat,” kata Drs H M Ali yang menyampaikan terimakasih atas kehadiran Walikota dan Forkopimda lain.

Forkopimda yang hadir di antaranya, Walikota Pematangsiantar Hefriansyah, Ketua MUI Sumatera Utara diwakili H Maratua Simanjuntak didampingi Sekum Armansyah. Danrem 022/PT Kol Inf Khoirul Hadi. Pabung Kodim 0207 Simalungun, Mayor J Tambunan dan Kapolres Siantar diwakili Kompol Lamin. Ketua MUI Simalungun, H Abdul Halim Lubis dan mewakili DPRD Siantar, Nurlela Sikumbang.

Walikota Siantar dalam sambutannya menekankan agar kepengurusan MUI kedepan mampu membangun kehidupan beragama dan melahirkan konsep keagamaan lebih baik. Tidak mudah digoda untuk kepentingan kelompok kecuali untuk kemasyalatan umat.

“Sekarang, di media banyak makanan tidak halal. Untuk itu, MUI diharap mengambil peran untuk memberi penjelasan kepada ummat. Karena, kalau ulama kehilangan peran, masyarakat akan kehilangan kontrol,” tegas Walikota.

Terkait dengan makanan halal juga disinggung MUI Sumatera Utara melalui Wakil Ketua H Maratua Simanjuntak. MUI yang salah satunya memiliki orientasi sebagai pendakwah atau pemberi petunjuk harus segera membuat fatwa terkait dengan makanan halal.

Hal lain yang ditegaskan MUI Sumatera Utara, MUI Kota Siantar mampu menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar dan mengibarkan toleransi dalam batas-batas yang suah ditentukan. Kemudian, melakukan pemberdayaan ekonomi umat dalam rangka pengembangan usaha.

Sebelumnya, Ketua Organizing Committee H Syirwan Hazzly Nasution mengatakan, para undangan yang hadir sekitar 50 orang dan peserta Musda VI MUI Kota Siantar pemilik keterwakilan suara, 118 elemen. Di antaranya, MUI Sumatera Utara dan MUI Kota Siantar, MUI Kecamatan, Organisasi Kemasyarakatan Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam.

Setelah acara pembukaan, dilakukan sidang formatur yang dipimpin Zainal Siahaan didampingi Sekretaris Arif Siregar. Hasilnya dibacakan susunan pengurus MUI Kota Pematangsiantar 2017-2022.

Di antaranya, Dewan Pertimbangan H Zulkarnain Nasution. Anggota H Syirwan Hazzly Nasution. Ketua Umum Drs H M Ali Lubis, Wakil Ketua Umum Zainal Siahaan SE MM. Ketua KH M Bakri LC. M Zein M Pd, U Samiono MPd, Drs H M Natsyir Armaya Siregar, Dra Hj Rayani Purba, Ahmad Fithfo MA, Arif Siregar BA, H Sarjono SH, H Maranaik Hasibuan, H Laden Damanik, Drs Abdul Hakim,

Sekretaris Umum, H Ahmad Ridwansyah. Sekretaris, Abdul Rasyid SPd MSi, Pardomuan Nasution MSp, Saifuddin Ali Nasution, Fakhruddin Sagala, Narimo SAg. Bendahara Umum, H Badri Kalimantan SE MM. Bendahara H Umar Siddiq Lingga dan Dra Nurlela Lubis.

Usai pembacaan susunan pengurus, Ketua MUI Siantar 2017-2022 terpilih, H M Ali Lubis mengucapkan terimakasih atas amanah yang dipercayakan kepadanya. Sedangkan unsur pengurus lain yang masih kosong segera ditetapkan secara bersama-sama paling lama 30 hari setelah SK kepengurusan ditetapkan. (sumber)