Jemaah Latiful Akbar menggelar Lebaran lebih awal berdasarkan pemantauan dari 14 yayasan Latiful Akbar di seluruh tanah air yang menyepakati bahwa 1 Syawal jatuh pada hari ini.
Jemaah Latiful Akbar sendiri merupakan jemaah dzikir yang mengenakan sorban serta jubah panjang sebagai curi khas identitas mereka.
"Berdasarkan pemantauan dari 14 yayasan Latiful Akbar di seluruh tanah air yang menyepakati bahwa lebaran jatuh pada hari ini, jelas Hadrawi Daeng Parani, pimpinan Jemaah Latiful Akbar Kabupaten Bone.
Sementara itu, di Medan, jamaah tarekat Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliah pimpinan Buya Prof DR Syekh Salman Da'im tak lagi melaksanakan shalat tarawih selepas shalat Isya, Senin (4/7/2016).
Pengikut silsilah Naqsyabandiyah ke-36 sesudah Rasulullah ini langsung menggelar takbiran. Selasa (5/7/2016) sekitar pukul 07.00 WIB, mereka melakukan ibadah shalat Idul Fitri.
"Kami baru selesai melaksanakan shalat Idul Fitri. Hari ini kita lebaran, selepas shalat Isya semalam, kami langsung takbiran. Seluruh jamaat Thariqot Naqsabandiyah Al Kholidiyah Jalaliah di nusantara melaksanakannya," kata Willy, salah seorang jemaah yang dikonfirmasi via telepon selulernya.
Menurut Willy, tarekat yang dianutnya berpusat di Bandar Tinggi, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Ada 12 rumah ibadah suluk atau pesantren di Indonesia yang dimiliki thariqot ini. Salah satunya berada di Medan.
Menurut dia, pengikut aliran ini ada jutaan orang. Di Sumatera Utara, ada sekitar 10.000 jamaah. Buya Prof DR Syekh Salman Da'im adalah Mursyid atau guru besar ilmu tarekat dan suluk.
Sementara itu, di Medan, takbiran dan shalat Id dipusatkan di rumah suluk pondok Pesantren Darus Syafa Li Ahli Taqwa Thariqot Naqsyabandiah Alkholidiah Jalaliah di Jalan Kongsi, Pasar 4 Gang Leman Harahap, Marindal, Kabupaten Deli Serdang. Shalat dipimpin oleh imam Syekh Muda Nur Zikri dan khatib Syekh Muda Anwar Syazali.
"Ini yang ketujuh kali dilaksanakan di Medan," kata Willy.
Penetapan 1 Syawal dan 1 Ramadhan mereka menggunakan hisab Qamariyah. Ditanya kenapa berbeda dengan hari dan tanggal yang sudah ditentukan pemerintah, dia bilang tidak ada masalah dan itu sama saja.
"Kalau masalah waktu itu sama saja. Kalau yang namanya hari besar, hari Tasyrik, ya dua hari lebaran, ya sama saja. Memang kebetulan hitungannya kita hari ini lebarannya," pungkas Willy.
Sebelumnya, tarekat ini menetapkan awal Ramadhan lebih cepat sehari dari ketetapan pemerintah. 1 Syawal 2015 juga lebih cepat sehari. (sumber)